Tak ada lagi sajak yang biasa ku kirim padamu seperti bulan-bulan sebelumnya
Semuanya telah raib terampas pagi yang dingin
Mengigilkan segala bait yang menjadikannya beku dalam tubuhku
Juni telah membaca semuanya
Jika bulan ini aku akan mengirimimu sepenggal sajak terindah sebagai tanda mekarnya anggrek yang tertanam diberanda rumahku
Dengan sengaja ia mengodaku untuk betarung mengalahkan duri-duri yang ditaburkan di tengah perjalanan
Kini aku malu pada waktu yang mengiringku kedalam sebuah istana tertinggi dalam benakku
sebuah tempat dimana kutemukan tempat yang membuatku asyik bercinta dengan kata
Tanganku begitu lihai menawarkan bait-bait sajak yang menciptakan pelangi, terkadang hujan dimataku
Namun, kini tinggalah tetes-tetes embun sebagai butiran mata yang mewakili sajakku yang tertunda
Sepertinya juni telah mengisyaratkan padaku pada jauh-hauh hari sebelumya
jika sebuah kiriman itu harus segera di akhiri
karena sajak, bukanlah sebuah sajak yang biasa
sajak kekal akan luka dan derita mengerayangi tubuhku secara pelahan kala terbuai cinta tanpa sebuah logika
by: ellyca
19 Juni 2011/21:08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar