Please enable JavaScript to access this page. Diari-ku ~ Kaki Semut

Diari-ku

Selasa 3 Januari 2010
Dear Diary,
“Kali ini aku akan bercerita sedikit tentang keluh kesah yang membebaniku saat ini. dua hari yang lalu aku begitu dengan dua laki-laki yang begitu aku sayangi. Pertama, dia adalah kakakku Arman dan yang kedua dia adalah sahabatku Toni. Kak Arman, meskipun dia telah bertunangan namun dia memberikan sisa-sisa cintanya kepadaku. Ketika pada malam tahun baru sampai sekarang ini dia tak henti-hentinya menelpon dan SMS diriku. Kami begitu lekat laksana anak ayam yang tak bisa jauh dari indukanya. Tapi diary, pada malam tahun baru juga ada lelaki yang menyatakan cintanya kepadaku. Aku sontak kaget. Memang selama ini kita begitu dekat namun kedekatanku tak lebih sahabat yang berbagi keluh kesah yang kita rasakan selama ini. iya benar sekali ia adalah Toni (dalam kamar tidur)”.
Berawal dari itulah Keysa memulai mencatat segala perasaan yang ia rasakan lewat diary yang ia beli di toko buku langganannya. Keysa adalah cewek pendiam, tak banyak tingkah. Jika orang menyapa, ia hanya memandang dengan matanya yang teduh sembari melebarkan senyum dari bibirnya. Dengan kediamannya itu, hampir ia tidak memiliki teman bergaul. Ia hanya berteman dengan leptop birunya serta koleksi novel-novel di rak bukunya. Aktivitas keysa setiap hari adalah sama yakni berangkat kuliah, ke toko buku, dan membaca novel-novel sampai larut malam. Hingga matanya yang begitu teduh di selimuti kacamata yang membantu matanya dalam ketidakjelasannya melihat. Tak ada yang istimewa dalam dirinya, dan itulah Keysa.
Pada suatu pagi, ketika ia terbangun dari tidurnya. Ia baru tersadar bahwa ia sedari malam telah di pertanyaakan akan perasaannya terhadap seseorang. Pertanyaan yang membuatnya sesak, sulit bernafas, bahkan tak mampu untuk bernafas. Di lain pihak, terbayang seorang kakak yang sudah mengganggapnya lebih dari seorang adik, mungkin bisa saja dikatakan sebagai “pacar” namun status yang menghalangi perasaan mereka berdua.
“Ahk… apa yang ada dalam otakku. Rasa ini begitu membebaniku” gerutunya.
“kali ini aku harus berani mengambil sebuah keputusan. keputusan yang membuatku bisa terlepas dari cengkrama kegalauan ini” Keysa mengucap dalam hati.
Rabu, 4 januari 2010
Diary, kali ini aku benar-benar pusing. Toni mulai mendesakku untuk menjawab pertanyaan yang ia lontarkan kepadaku. aku tidak menyukainya. Ia aku anggap sebagai sahabat, tak lebih. Aku menyukai kak Arman. Meskipun telah bertunangan, aku tak peduli. Isi otakku hanya tertulis nama kak Arman. Bagaimana ini??? aku binggung (Gazebo kampus).
Ketika itulah keberanian Keysa di uji. Keberanian yang patut di acungi jempol oleh semua orang yang menggenalnya. Keysa jarang bergaul dengan lawan jenis. Apalagi soal yang satu ini, ia masih nihil. Di bawah mendung yang menggelantung di atap langit, tampak sosok Toni sudah menanti Keysa di Gazebo kampus. dengan wajah pucat pasi, ia merangkak pelan menghampiri Toni yang memakai kemeja merah tanpa dikancingkan, dan didalamnya terdapat kaos coklat tipis yang menutupi tubuhnya.
“bolehkah aku duduk di sampingmu Ton” Tanya Keysa.
“oke. Aku sudah lama menantimu” terang Toni.
“baiklah kita bicarakan saja sekarang pembahasan kita di telfon kemarin” lanjutnya.
Keysa hanya manggut-manggut mendengar perkataan Toni. Kini mulai membicarakan permasalahan yang terjadi diantara mereka. Mereka begitu canggung satu sama lain. wajah yang semula pucat kini semakin pucat ke putih-putihan seperti mayat yang sudah seminggu meninggal. Hal itu berbalik dengan Toni, ia tampak biasa, tanganya semula bergelayut di tepi kursi kini mulai meraba tubuh Keysa yang semakin begetar kencang. Entah apa yang di bicarakan, Toni sesekali tersenyum melihat Keysa, tetapi Keysa hanya datar dan merunduk ke bawah. Sesekali wajahnya menatap wajah Toni kemudian merunduk kembali.
Rabu 4 Januari
Diary, hal yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya kini begitu nyata bagiku. Aku telah menerimanya sebagai kekasihku. Melihat matanya yang berbinar tulus, wajahnya seteduh senja , dan tubuhnya sehangat matahari pagi. Aku tak kuasa menolaknya. Bagaimana dengan hari-hariku selanjutnya? Bagaimana dengan kakak? (dalam kamar tidur).
Semenjak itulah hari-hari Keysa di penuhi dengan kehadiran Toni. SMS, telpon, Chatting, bahkan apel pun sehari bisa sampai 2 hingga 3 kali. Sungguh sepasang muda-mudi yang masih di selimuti perasaan kasmaran. Perubahan drastis yang dialami oleh Keysa. Keysa yang dulu rajin ke toko buku, kini bisa di hitung dengan jari. Novel-novel berat yang ia baca, telah lama di tinggalkan berganti dengan novel picisan. Tetapi Keysa tetaplah Keysa. Seorang cewek yang mendapatkan perhatian dari lelaki yang di cintainya. Ia mau merubah jalan pikirnya hanya sekadar mendapatkan kenikmatan yang ia sukai. Ketika dulu, meskipun ia takut tak akan bisa berhubungan kembali dengan Arman, kakaknya tetapi hubungan mereka semakin lama bertambah erat. Saat ini mereka telah berpunya. Arman dengan tungangannya sedang Keysa dengan kekasih barunya, Toni. Mereka sering bertemu di sela-sela senggang waktu mereka. Arman sering menemui Keysa di tempat kosnya setelah pulang dari kerjanya. Semakin dekat dan semakin merekat.
Selasa 10 februari
Dyari, aku kembali membagi kisahku sekarang ini. sebulan yang lalu aku telah menerima cinta Toni. Kini Kakak yang aku sayangi bahkan aku cintai telah menyatakannya pula. Aku bahagia tapi aku berdosa. Telah menghianati Toni begitu juga kak Vivi, tunangan kak Arman (balkon rumah).
Bayangan Arman selalu melekat dalam kepala Keysa, matanya yang terbuka hingga larut malam untuk membaca novel, kini hanya untuk memikirkan sebuah cerita yang tak kunjung ada penyelesaiannya. Toni, begitu juga Vivi mulai mendapati tanda-tanda ganjil terhadap pasangan masing-masing. Mereka tak peduli. Yang ada hanyalah cinta, cinta yang membutakan mata hatinya. Hari-hari Keysa laksana kembang yang tersesat dalam hutan. Hidup ditengah keliaran perasaan, terkadang layu, terkadang berseri.
16 Februari
Banyak cerita, banyak hal yang harus kamu tau Diaryku. Perasaan menggantung antara aku bersama kak Arman telah menyakiti semuanya. Toni tak pernah ku hiraukan, kak Vivi menjerit terbuang oleh kak Arman. Sedangkan aku disini tertawa menyaksikan kesakitan pada mereka. Aku tak ma terus seperti ini. Begitu sakit (kamar tidur).
“bolehkah aku bertemu denganmu, Kak?” Tanya Keysa melalui selulernya.
“tentu” jawab Arman Singkat.
“mungkin pantai cocok bagi kita untuk melepaskan perasaan kita” terang Keysa.
“oke” pungkas Arman.
Di balik senja yang menguning keemasan, menyemburatkan warna jingga di tembok-tembong gedung yang berbaris di sepanjang jalan. Dengan asap mengepul dari kendaraan orang-orang pulang bekerja Arman dan Keysa kembali menyisir jalan menuju tempat yang mereka kunjungi. Bersama liur angin yang berhembus lembut mengikat mereka dalam dekapan hangat. Tubuh Keysa semakin erat menyatu denga tubuh Arman. Tiba-tiba suara ponsel Keysa memecah dekapan diantara mereka.
“aku tahu kamu dimana dan dengan siapa. Selesaikan saja urusanmu. Aku tak mau mengganggumu saat ini. yang aku tahu besok dan selamanya kamu berada di dekapku” kata Toni lewat SMS.
Tubuh Keysa gemetar sambil bertanya-tanya darimana Toni mengetahui kepergiannya bersama Arman. Jantungnya bergemuruh, suaranya seakan tertelan dengan shok yang dialaminya saat ini sampai perkataan Arman tak mengubahnya dalam lamunan. Keysa seperti boneka tak tahu arah dan tujuan, perkataan Arman tak ada yang di hiraukan. Hingga Arman mendudukkannya pada sebuah tepi pantai dengan dua butir degan di depannya.
“apa yang ingin kamu katakan, Sa? Sampai kau mengajakku disini.” Tanya Arman.
“e…e…e…” dengan tubuh gemetar.
“minumlah dulu, tubuhmu gemetar,Wajahmu pucat, tanganmu begitu dingin” terang Arman.
“kakak, kita telah terlalu jauh melangkah. Kita mengingkari kesepakatan yang kita sepekati dulu. Kita telah berdosa kepada pasangan masing-masing. Aku takut karma,Kak”
“apakah itu maumu? Tak bisakah kita bersatu?”
“tidak” dengan menggelengkan kepala.
Mereka saling menatap laut di depan mereka. Seolah-olah mereka menceritakan apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. kemudian tangan Arman merayap di punggung Keysa lalu mendekap penuh hangat. Keysa tak kuasa menahan tangis. Keinginan untuk memiliki harus berakhir dan terbuang di tepi lautan selat Madura.
Sabtu 7 Maret
Diary, kini semua sudah berakhir. Ceritaku telah pungkas di tepi laut. Butir-butir cinta yang telah kami rangkaikan kini telah lenyap terbawa arus gelombang yang begitu menyiksa di hati. Biarkan cinta ini mengendap dalam palung laut dan berputar-putar di bawah sana. Akan ku akhiri kisah ini di kertas diaryku yang terakhir (di kamar tidur).
Diary yang sudah beberapa bulan ia isi kini telah berisi penuh dengan seribu kisah yang dialaminya. Tanda tangan sebelah kanan bawah menjadi akhir tulisannya kali ini. pelan-pelan ia menutup dan mendekapnya.
Kini diary biru muda tertutup dan terkunci.

7/1/2012/19:33

by_lca
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

Postingan Populer

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.