Please enable JavaScript to access this page. 2017 ~ Kaki Semut
  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Jejak Kolonial yang Terancam Punah, Akankah Lamongan Akhirnya Menjadi Kota Tanpa Pernah Dijajah?

Indonesia mengalami penjajahan oleh Belanda dalam kurun waktu yang sangat lama, yakni selama 350 tahun. Jejak Kolonial selama penjajahanpun tersebar hampir diseluruh Nusantara tak terkecuali di Kabupaten Lamongan. Jejak Kolonial di Kabupaten Lamongan lebih banyak dijumpai di wilayah Kecamatan Babat daripada di wilayah Kecamatan Kota Lamongan. Di kota tua Babat, sampai detik ini masih berdiri bangunan-bangunan Kolonial, seperti gedung bekas markas CTN (Corps Tjadangan Nasional), Rumah Bekas Koramil Babat, gedung Garuda, Kantor Polsek Babat, Stasiun Babat, Jembatan Cincim, Rumah Panggung milik PT KAI, dan beberapa bangunan kolonial lainnya yang sudah menjadi hak milik swasta/pribadi.
Bangunan-bangunan peninggalan Belanda tersebut mempunyai riwayat dan kesejarahannya masing-masing. Sayangnya, ada diantaranya yang terlantar dan hampir roboh akibat kurangnya perawatan. Seperti yang dialami gedung bekas markas CTN (Corps Tjadangan Nasional), nasib gedung yang dibangun megah ini sangatlah memprihatinkan dan terancam ambruk. Karena dibiarkan kosong dan tidak dirawat, akibatnya beberapa bagian bangunan mengalami pelapukan dan roboh karena termakan usia. Pohon Beringin beserta akarnya-pun ikut menghiasi dinding dan atap bangunan mewah yang menjadi saksi bisu perjalanan pendudukan Belanda di wilayah Lamongan.
Jika dilihat dari bangunannya yang megah dan luas, bangunan CTN ini patut diduga dulunya adalah bekas kantor Kawedanan, dan kemudian digunakan sebagai markas CTN pada tahun 1950-an. Kawedanan adalah wilayah administrasi kepemerintahan yang berada di bawah Kabupaten dan di atas Kecamatan yang berlaku pada masa Hindia Belanda. Pada tahun 1930-1935, Lamongan terbagi menjadi 5 wilayah Kawedanan, yakni: Lamongan, Ngimbang, Babat, Sukodadi, dan Paciran. Semenjak itu Kawedanan Tengahan, Gunung Kendeng, dan Lengkir, sudah dihapus dari peta Kabupaten Lamongan. Kawedanan Babat meliputi Kecamatan atau Onderdistrik: Babat, Kedungpring, Majenang, Modo, dan Sugio. [Sumber: Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan, Lamongan Memayu Raharjaning Praja, hlm. 38-42]. Jadi, bangunan bekas markas CTN ini diduga dibangun karena adanya perpindahan Kawedanan dari Lengkir ke Babat, dan jarak antara Lengkir dengan Babat sendiri tidaklah jauh. Di tahun 1913, Lengkir masih berstatus sebagai Kawedanan dan Babat masih berstatus sebagai Kecamatan atau Onderdistrik dibawah Kawedanan Lengkir.
Dari informasi yang saya dapatkan, status kepemilikan gedung CTN ini ternyata masih dalam sengketa, antara klaim warga dan posisi TNI (Koramil Babat) yang menempati sebagian bangunan, mengingat gedung ini dulunya pernah menjadi markas CTN. Terlepas dari status kepemilikannya yang masih sengketa, pemerintah daerah sebenarnya berhak untuk menetapkan status bangunan tersebut sebagai Cagar Budaya berdasarkan arti pentingnya bangunan tersebut dalam perjalanan sejarah Lamongan. Perlu untuk digaris bawahi, bahwa status kepemilikan bangunan tidak akan menggugurkan status Cagar Budaya, begitu pula sebaliknya. Sebenarnya jika dirawat dengan baik, gedung ini mempunyai potensi besar untuk dijadikan lokasi wisata sejarah di Babat. Bangunan yang mempunyai halaman luas, baik halaman depan maupun belakang ini, juga sangat cocok untuk digunakan kegiatan pentas seni.
Nasib gedung CTN berbanding terbalik dengan bangunan yang ada didepannya, yakni kantor Polsek Babat. Bangunan peninggalan Kolonial ini bisa dibilang masih terawat dan terjaga dengan baik karena masih ditempati. Menurut rekam sejarahnya, gedung Kolonial yang sekarang difungsikan sebagai Kantor Polsek Babat ini, dulunya adalah sebuah bangunan Rumah Sakit milik Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps). Gedung ini juga menjadi saksi bisu Agresi Militer Belanda I dan II. Setelah Agresi Militer Belanda berakhir, bangunan ini difungsikan menjadi kantor Polisi dan asrama polisi pada sekitar tahun 1950-an.
Babat juga mempunyai bangunan Kolonial lainnya yang unik, seperti pada bangunan gudang yang ada di pasar Babat. Gedung bekas gudang beras atau sembako di zaman Kolonial ini pada bagian atas bangunannya terdapat logo Bintang Daud atau David Star yang mirip dengan Bendera Israel. Sebuah bintang bersudut enam yang menggabungkan dua segitiga sempurna, segitiga yang menghadap keatas disebut Purusa dan yang menghadap kebawah disebut Prakarti. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Babat yang status kepemilikannya sudah menjadi hak milik swasta maupun pribadi, masuk dalam kategori rawan punah, karena mudah diperjualbelikan untuk kepentingan bisnis, sehingga memiliki potensi untuk dirobohkan dan dijadikan bangunan baru.
Pemerintah terkait harus segera mengambil langkah konkret sebagai bentuk penyelamatan dan perlindungan. Pemerintah daerah melalui dinas terkait harus segera melakukan kajian serta pendataan dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan penetapan Cagar Budaya oleh pemerintah daerah berupa SK Bupati. Status Cagar Budaya sangatlah penting karena bangunan-bangunan Kolonial tersebut akan mendapatkan payung hukum sehingga akan lebih terjamin kelestariannya. Penetapan Cagar Budaya juga harus disertai dengan pemberian bantuan biaya perawatan, perbaikan, serta dukungan tenaga ahli. Agar pemilik bangunan tidak merasa keberatan dan terbebani, sehingga mereka tidak akan pernah mempunyai pikiran untuk menjualnya atau merobohkannya. Bangunan dan tanah memang bisa dinilai dan dibeli dengan uang, akan tetapi bukti sejarah tidak akan bisa dinilai dan tidak akan bisa dibeli dengan uang.
Kepunahan bangunan-bangunan Kolonial akan berdampak buruk bagi generasi muda penerus bangsa. Jika di suatu daerah sudah kehilangan jejak Kolonialnya, bukan tidak mungkin kalau ada anggapan dari para pemudanya, bahwa daerahnya tidak pernah dijajah. Hal ini otomatis akan berdampak pada rasa Nasionalisme dan Semangat 45 mereka. Sebagai informasi tambahan, Lamongan sebenarnya mempunyai tokoh pemuda yang patut untuk dibanggakan dan dijadikan panutan. Pemuda tersebut adalah Daindancho Latif Hendraningrat, pemuda asli Kedungpring - Lamongan ini adalah seorang tentara Peta dari Babat yang dipindah tugaskan ke Rengasdengklok. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pemuda Latif Hendraningrat, putera Lamongan inilah yang dipercaya sebagai petugas pengibar Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. [Sumber: Achmad Chambali, Menelusuri Sejarah Kabupaten Lamongan. Penerbit Majelis Taklim Islamiyah Lamongan, 2006, hlm. 84-85].
Share:

Asus ZenBook 3 UX390 Notebook Premium untuk Kalangan Eksekutif dan Para Pebisnis Muda

Baru-baru ini produsen smartphone dan laptop yaitu Asus kembali mengeluarkan produk terbarunya yang berupa notebook. Notebook tersebut adalah Asus ZenBook 3 UX390 yang diperuntukkan untuk pangsa pasar kalangan eksekutif dan para pebisnis muda. Tampil dengan ukuran bodi yang sangat tipis, desain yang elegan dan dibekali ‘onderdil’ berspeksifikasi tinggi, notebook ini dipastikan akan sangat menggiurkan untuk dimiliki. Dan mari kita simak dengan teliti reviewnya berikut ini:

Desain

Desain dari ZenBook 3 ini bisa sebut memiliki desain sangat ramping dengan bobot yang sangat ringan. Tidak hanya itu dari segi tampilan pun juga bisa dibilang sangat elegan sengan padanan warna biru dan gelap serta aksen gold di bagian lis tepinya. Panel LID cover pun masih menggunakan desain khas dari ZenBook yakni Concentric Circle Design ditambah dengan logo ASUS dibagian tengah berwarna keemasan. ZenBook 3 UX390 memiliki tiga warna menarik antara lain Rose Gold, Quartz Grey dan Royal Blue. 

Asus ZenBook 3 UX39



Asus ZenBook 3 UX390 diproduksi melalui proses desain pahatan diamond cut. Dan memiliki Struktur lapisan alumunium yang juga diperkuat dengan prosesos anodizing atau anodisasi, sehingga memperkuat lapisan protektif alami pada logam dan meningkatkan ketahanan terhadap koros.
Dengan bodi yang sangat tipis ZenBook 3 UX390 memiliki ketebalan hanya 11,9mm. Sedangkan bobotnya hanya 910 gram sehingga membuat terasa sangat ringan. Disamping itu notebook ini dirancang menggunakan bahan alumunium alloy dengan grade yang biasa dipergunakan pada industri pesawat terbang (aerospace grade alumunium alloy).  Pengguaan material ini membuat konstruksi ZenBook 3 UX390 terlihat dan terasa kuat sekaligus ringan.

Dan ketika dikomparasi dengan MacBook Air 13 inci dan MacBook 12 inci, bobot ZenBook 3 UX390 masih terasa lebih ringan, dibandingkan dengan MacBook 12 inci, notebook ini dengan layar lebih luas 5 inci, masih lebih ringan 10 gram. Begitu juga ketika dibandingkan ketebalannya. ZenBook masih lebih tipis yakni 11,9 m sementara MacBook Air 13 inci 17 mm, adapun MacBook Air 12 inci-nya mempunyai ketebalan 13,1 mm.



Layar
Pada segi layar, layar pada ZenBook UX390 menggunakan panel beresolusi Full HD yang dilengkapi dengan lapisan kaca tahan gores Corning Gorilla Glass 4.  Layar tersebut juga memiiki panel NTSC atau besaran color gamut sebesar 72%. Dan dimensi luasnya mencapai 178 derajat, dan screen to body ratio hingga 82%.

Pada segi frame-nya ZenBook 3 memiliki ketebalan bezel tipis hanya 7.6 mm. Layar tersebut juga mampu menampilkan kecerahan gambar sangat tinggi hingga 300 nits. Dan untuk mengoptimalisasi dari segi tampilan visual, Asus mengembangkan beberapa software khusus, yaitu Asus Splendid Technology, Tru2Life Video, dan TruVivid




Keyboard
Dari segi keybard Asus ZenBook UX390 dilengkapi keyboard yang mempunyai fitur chicklet, serta memiliki tingkat kedalaman tekanan atau travel distance 0,8 mm. Selain itu juga terdapat Fitur fingerprint sensor yang dihadirkan untuk menambah kenyamanan dan keamanan dalam menggunakan perangkat ini. Dan Touchpad pada Asus ZenBook UX390 ini juga sudah mendukung fitur smart gesture yang dinamakan dengan Precision Touch Pad (PTP), yang membuat pengoperasian touchpad lebih nyaman.




Speaker Harman Kardon
Asus juga menggandeng pabrikan audio asal Amerika Harman/Kardon untuk menyokong kualitas audio di speaker notebook premium-nya yang satu ini. Asus pun mengklaim kalau suara yang dikeluarkan pada perangkat ini dua kali lebih kencang dari notebook premium pada umumnya.
Asus juga meletakan empat buah speaker pada UX390 antara lain dua buah diatas dan sisanya ada dibagian bawah yang berdekatan dengan palmrest. Dengan membuat 4 speaker kualitas tinggi secara terpisah dan juga ditenagai dengan 4 ampli pintar yang bisa menghasilkan suara surround. Dari Setiap speaker tersebut mempunyai tugas masing-masing. Yakni speaker yang bagian atas digunakan untuk bass dengan frekuensi sedang. Sedangkan speaker 2 lainnya diperuntukkan untuk frekuensi sedang sampai tinggi, selain itu juga Speaker di bagian bawah ini punya 5-magnet yang mendukung sehingga menghasilkan suara lebih keras dan nyaring.
Bukan hanya itu, dari kualitas suara yang dikeluarkan pun dapat diatur secara lebih lanjut sesuai dengan keinginan dari pengguna dengan menggunakan aplikasi AudioWizard yang telah disediakan. Dengan fitur ini juga, pengguna dapat men-setting dan mengngatur suara ke dalam lima mode, yakni music mode, movie mode, recording mode, gaming mode, speech mode, atau juga mematikannya


Performa
Yang tak kalah pentingnya adalah Performa, performa sistem pada notebook ZenBook UX390 menggunakan prosesor generasi ke-7 dari Intel beri kode nama Kabylake. Notebook ini menggunakan prosesor yang dirancang hemat daya yakni menggunakan Intel i7-7500U, dengan embel-embel huruf “U” dibelakang seri prosesor tersebut yang berarti prosesor untuk komputer jinjing atau ulrabook. Jika dibandingkan dengan seri Intel Skylake, prosesor Intel Kabylake memiliki peningkatan yakni di nilai TDP-up menjadi 2,9 Ghz. Sementara pada Skylake ketika prosesor sedang memaksimalkan seluruh core-nya untuk bekerja maksimal, nilai yang mampu didulang hanya 2,6 GHz.
Prosesor tersebut juga disokong dengan memori sebedar 16 GB yang bertipe DDR3 dengan menggunakan konfigurasi memori dual channel. Dengan fitur ini juga membuat proses komunikasi antara prosesor dan RAM dapat berjalan simultan. Dan ketika proses baca/tulis data dengan didukung memori storage berbasis NVMe SSD berukuran 500 GB. Didukung teknologi Non-Volatile Memory, memori storage ini berjalan sangat cepat dalam mengolah seemua proses komputasi, hingga menncapai 64.000 perintah dalam satu waktu.
Dari segi konektivitas pada Zenbook 3 UX390 hanya terdapat satu port konektivitas yakni USB 3.1 yang berjenis Type C. Dengan USB tipe ini bisa mencapai kecepatan transfer data hingga mencapai 10Mbps. Dan jangan khawatir, tetap disediakan sebuah dongle khusus yang terdiri dari HDMI, USB 3.0 Type A dan juga port USB Type C. Port konektor tersebut dapat dipergunakan untuk mentransfer data, mengisi daya, serta display port
Berikut adalah hasil pengujian ASUS ZenBook UX390UA dengan beberapa aplikasi benchmark :
Spesifikasi Asus ZenBook UX390UA:
Main Spec.
ZenBookUX390UA
CPU
Intel® Core™ i7 7500U Processor (4M Cache, up to 3.5GHz)
Operating System
Windows 10 Home
Memory
16GB DDR3L 2133MHz SDRAM
Storage
512GB PCIe *4 M.2 SSD
Display
12.5″ (16:9) LED backlit FHD (1920×1080) Glare Panel with 72% NTSC
Graphics
Intel® HD Graphics 620
Input/Output
1x combo audio jack, 1x USB 3.1 Type-C port, Fingerprint Reader
Camera
VGA Web Camera
Connectivity
Integrated 802.11a/b/g/n/ac (WIDI Support), Bluetooth V4.1
Audio
Built-in Stereo 1.6 W Quad-Speakers And Digital Array Microphone
ASUS SonicMaster Premium Technology
Battery
6 Cells 40 Whrs Polymer Battery
Dimension
296 x 191.2 x 11.9 mm
Weight
910g with Battery
Colors
Rose Gold, Royal Blue, Quartz Grey
Accessories
Exclusive Sleeve, Mini Dock
Warranty
2 tahun garansi global
Share:
Instagram

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.